Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sebuah topik berjudul "Cara Mengubah Stress Menjadi Energi Positif".
Sebelumnya mungkin kita mengenal stres dari sisi negatif. Kita
beranggapan bahwa stress itu berbahaya dan tidak baik bagi diri kita.
Maka di kesempatan ini, kita akan berbicara soal sisi positif dari
stres, bagaimana ia bisa berdampak baik bagi hidup kita.
Kelly Mcganigal pernah menulis buku berjudul "The upside of stress" yang
dirilis pada Mei 2015, menegaskan bahwa stres sebenarnya baik untuk
diri kita. Selama kita memiliki mentalitas yang tepat tentang hal itu,
maka stres akan menjadi energi positif bagi diri kita.
Stres hanya akan berbahaya bagi kesehatan, apabila kita berpikir
demikian. Namun hidup yang bahagia sebenarnya melibatkan stress. Kita
dapat mengarahkan stress di dalam diri menjadi sebuah energi yang dapat
meningkatkan kinerja kita.
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 30.000 orang dewasa di amerika
serikat menunjukan bahwa 43% dari mereka yang mengalami stres dan juga
berkeyakinan bahwa stres itu berbahaya memiliki potensi yang besar
terhadap kematian dini.
Sementara itu, mereka yang mengalami stres namun tidak menganggap stres
itu berbahaya memiliki potensi yang kecil terhadap kematian dini.
Dari penelitian tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa kepercayaan dan
pikiran negatif terhadap stres lah yang sangat berbahaya dan dapat
menyebabkan kematian. Bukan stres itu sendiri melainkan persepsi kita
terhadap stres.
Oleh karena itu, Rubahlah cara pandang dan keyakinan kita terhadap stres
maka stres akan menjadi suatu hal yeng berdampak positif bagi hidup
kita.
Bagaimana cara kita merubah stres?
Mulai saat ini, kita harus melihat stres dari sisi yang berbeda, yakni
dari sisi positif. Memandang stres sebagai suatu hal yang baik dapat
mengubah respon tubuh kita terhadap stres dan dapat menjadikan diri
menjadi lebih baik dan lebih sehat.
Apabila kita berada dalam kondisi tertekan, jantung berdegup kecang
kemudian bernafas lebih cepat. Maka itu pertanda kita mengalami
kecemasan. Kita sedang berada dalam kondisi cemas. Jika pada saat itu
kita memandang stres dari sisi negatif maka, akan sangat berbahaya bagi
tubuh. Namun jika sebaliknya, kita memandang stres dari sisi positif
maka itu akan menjadi sebuah energi yang sangat baik bagi tubuh kita.
Memandang stres dari sudut yang negatif bukan hanya berdampak buruk bagi
tubuh saja, melainkan juga berdampak buruk bagi kehidupan sosial. Di
dalam tubuh ada yang namanya hormon oksitoksin yang juga disebut dengan
insting sosial.
Hormon ini berhubungan dengan insting sosial pada otak dan dapat memperkuat hubungan sosial kita dengan orang-orang disekitar.
Hormon oksitoksin akan semakin aktif dan produktif seiring dengan
semakin intensnya kontak dan dukungan sosial yang kita bangun.
Menariknya, kontak dan hubungan sosial ini sering terjadi justru ketika
kita sedang berada dalam keadaan stres atau tertekan.
Kesimpulan!
Yang bisa kita ambil dari apa yang sudah saya sampaikan di atas adalah
stres sama sekali tidak berdampak buruk bagi kesehata kita. Namun cara
pandang dan pola pikir kitalah yang dapat membuat stres menjadi
berbahaya.
Mulailah merubah cara pandang dan pola pikir terhadap stres maka hidup pun akan menjadi lebih sehat dan bahagia.
#2019GantiGayaHidup #ubahcarapandang #gayahidupproduktif, gaya hidup produktif, agent of change, Investasi