Jakarta - Menjadi kaya raya di usia muda merupakan
impian semua orang. Tak sekedar mimpi, CEO aplikasi Snapchat Evan Thomas
Spiegel bisa mewujudkannya.
Salah satu media sosial yang populer dengan kamera yang menampilkan beragam efek binatang pada foto ini mengantar Evan Spiegel menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Sebelum diisi oleh Kylie Jenner, Spiegel di usianya yang ke-27 saat itu menjadi anak muda terkaya di Amerika Serikat.
Usaha kerasnya mengembangkan aplikasi Snapchat telah membawa suami dari Super Model Miranda Kerr ini mencapai titik kesuksesan pada usia muda. Evan yang lahir pada 1 Juni 1990 ini bahkan masuk ke dalam jajaran orang terkaya di dunia.
Salah satu media sosial yang populer dengan kamera yang menampilkan beragam efek binatang pada foto ini mengantar Evan Spiegel menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Sebelum diisi oleh Kylie Jenner, Spiegel di usianya yang ke-27 saat itu menjadi anak muda terkaya di Amerika Serikat.
Usaha kerasnya mengembangkan aplikasi Snapchat telah membawa suami dari Super Model Miranda Kerr ini mencapai titik kesuksesan pada usia muda. Evan yang lahir pada 1 Juni 1990 ini bahkan masuk ke dalam jajaran orang terkaya di dunia.
Jumlah miliuner di dunia
mungkin cukup banyak. Namun, yang masih berusia sangat muda seperti Evan
Spiegel tentu hanya segelintir saja, terutama mereka yang mendapatkan
kekayaan tersebut dengan kerja keras dan keringat sendiri.
Mengutip Forbes, pada usianya yang baru menginjak 28 tahun, Evan Spiegel telah memiliki kekayaan sebesar US$ 1,6 miliar atau setara Rp 24 triliun (kurs Rp 15.000).
Evan Spiegel, sebenarnya sudah menjalani kehidupan mewah bersama kedua orang tuanya, John W. Spiegel dan Melissa Ann Thomas, yang keduanya berprofesi sebagai pengacara. Namun, hal itu tidak membuatnya menjadi pemalas.
Sebelum proyeknya booming seperti saat ini, Evan dulunya pernah mengalami jatuh bangun untuk membuat perangkat lunak. Evan Speigal di awal karirnya memiliki kesamaan dengan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.
Mengutip Forbes, pada usianya yang baru menginjak 28 tahun, Evan Spiegel telah memiliki kekayaan sebesar US$ 1,6 miliar atau setara Rp 24 triliun (kurs Rp 15.000).
Evan Spiegel, sebenarnya sudah menjalani kehidupan mewah bersama kedua orang tuanya, John W. Spiegel dan Melissa Ann Thomas, yang keduanya berprofesi sebagai pengacara. Namun, hal itu tidak membuatnya menjadi pemalas.
Sebelum proyeknya booming seperti saat ini, Evan dulunya pernah mengalami jatuh bangun untuk membuat perangkat lunak. Evan Speigal di awal karirnya memiliki kesamaan dengan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.
Evan
juga seorang kutu buku yang berkutat dengan rumus rumit dan layar
komputer. Ia melakukan eksperimen dengan photoshop selama waktu sekolah.
Evan menggunakan waktu liburnya untuk menghabiskan akhir pekan di
laboratorium seni di sekolahnya.
Setelah menyelesaikan SMA, ia masuk ke Stanford University dalam program desain produk. Selama masa Evan bertemu dengan co-founder, Bobby Murphy. Evan dipekerjakan oleh Murphy untuk tugas mendesain jaringan sosial online, mengambil inspirasi dari Google Circles, namun percobaan ini gagal.
Dari kegagalannya Evan tidak menyerah, ia mengembangkan proyek pertamanya dengan Murphy, yaitu Future Freshman. Perangkat ini yang merupakan perangkat lunak online yang memiliki fungsi untuk membantu pengelolaan penerimaan perguruan tinggi oleh konselor, orang tua, dan sekolah tinggi. Meskipun dimulai dengan baik, namun perangkat ini kurang populer sehingga tidak digunakan oleh banyak orang.
Evan terus melakukan eksperimen, hingga akhirnya salah satu temannya membutuhkan Evan untuk menghapus gambar secara permanen dari web, yang sebelumnya pernah dia bagikan. Dari permintaan temannya tersebut, Murphy mengembangkan ide dasar dari Snapchat.
Setelah menyelesaikan SMA, ia masuk ke Stanford University dalam program desain produk. Selama masa Evan bertemu dengan co-founder, Bobby Murphy. Evan dipekerjakan oleh Murphy untuk tugas mendesain jaringan sosial online, mengambil inspirasi dari Google Circles, namun percobaan ini gagal.
Dari kegagalannya Evan tidak menyerah, ia mengembangkan proyek pertamanya dengan Murphy, yaitu Future Freshman. Perangkat ini yang merupakan perangkat lunak online yang memiliki fungsi untuk membantu pengelolaan penerimaan perguruan tinggi oleh konselor, orang tua, dan sekolah tinggi. Meskipun dimulai dengan baik, namun perangkat ini kurang populer sehingga tidak digunakan oleh banyak orang.
Evan terus melakukan eksperimen, hingga akhirnya salah satu temannya membutuhkan Evan untuk menghapus gambar secara permanen dari web, yang sebelumnya pernah dia bagikan. Dari permintaan temannya tersebut, Murphy mengembangkan ide dasar dari Snapchat.
Awalnya,
Snapchat diberi nama Picaboo, tetapi tidak dapat menarik dukungan
investor. Dengan berbagai pertimbangan, Evan dan Murphy akhirnya
mengganti nama Picaboo menjadi Snapchat, dengan fitur aplikasi yang saat
ini digunakan.
Setelah ini mulai populer, akhirnya Snapchat mulai menarik beberapa respons dari pengguna muda. Dan hasilnya? Snapchat tumbuh menjadi perusahaan bernilai jutaan dolar, melalui banyak kemajuan dan perkembangan. Meski saat ini popularitasnya terus turun seiring dengan semakin populernya fitur Instagram Stories di Instagram.
(eds/ang)
Setelah ini mulai populer, akhirnya Snapchat mulai menarik beberapa respons dari pengguna muda. Dan hasilnya? Snapchat tumbuh menjadi perusahaan bernilai jutaan dolar, melalui banyak kemajuan dan perkembangan. Meski saat ini popularitasnya terus turun seiring dengan semakin populernya fitur Instagram Stories di Instagram.
(eds/ang)
#2019GantiGayaHidup #ubahcarapandang #gayahidupproduktif, kisah inspiratif