SUKOHARJO - Revolusi industri 4.0 yang mempunyai
ciri otomasi dan ekonomi digital. Perkembangan super-computer, robot,
artificial intelligence, dan modifikasi genetik mengakibatkan pergeseran
tren tenaga kerja, yang tidak lagi bergantung pada tenaga manusia, tapi
pada mesin.
Imbasnya dari revolusi industri 4.0 yang dikhawatirkan
mengakibatkan pergeseran tren tenaga kerja yang tidak lagi bergantung
pada tenaga manusia tetapi pada mesin banyak dikhawatirkan dampak ke
depannya.
Beberapa tahun ke depan sesuai dengan tren global jenis pekerjaan
akan digantikan oleh mesin. Hal ini yang berdampak pada pergeseran tren
dunia dari sektor manufaktur ke sektor jasa yang membutuhkan tenaga
kerja jenis middle-higher skilled, bukan lagi low-skilled labour.
Menteri Keuangan Sri Mulyani, sebut bahwa revolusi industri 4.0
banyak negara yang sebenarnya juga belum siap untuk masuk dalam revolusi
industri 4.0 yang sering disebut-sebut belakangan ini. Meski begitu mau
tidak mau semua (negara) harus mengikuti trennya.
"Di bilang siap apa tidak (revolusi industri 4.0) hampir semua
(negara) tidak siap. Tapi pemerintah negara-negara di dunia termasuk
Indonesia harus mulai menyiapkannya dengan cara memberikan edukasi yang
kepada masyarakat," jelas Sri Mulyani (26/5/2018).
Menurutnya cara untuk menghadapi revolusi industri 4.0,
pemerintah harus banyak memberikan pelatihan. Salah satu contohnya
adalah Singapura. Negara tersebut memiliki program life long learning. Itu bermakna bahwa menuntut ilmu tidak hanya melalui sekolah. Namun sedari bayi (lahir) hingga usia tua tetap harus belajar.
"Solusinya gelar training, re education. Dan Indonesia juga bisa," lanjut Sri Mulyani.
Banyak diketahui tenaga kerja Indonesia banyak yang hanya lulusan
dari SMP. Hal itu menjadi perhatian besar bagi pemerintah. Jumlah
tenaga kerja Indonesia yang 110 juta itu mayoritas pendidikannya hanya
SD dan SMP. Fokus perintah pada 60-70 persen (pekerja lulusan SD/SMP)
ini harus diberikan skill traning vokasi.
"Namun vokasi apa yang tidak bisa diambil oleh robot. Jika
(belajar) menjahit sebentar lagi hilang. Namun yang tidak (terganti)
robot salah satunya adalah kuliner," pungkas Sri Mulyani. (Bramantyo)
(kmj)
#2019GantiGayaHidup #ubahcarapandang #gayahidupproduktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar