Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -
Bersiap
untuk menghadapi revolusi industri 4.0 adalah yang sedang dilakukan
oleh dunia industri dan manufakturi di dunia. Maka tidak heran, jika
banyak forum digelar untuk membahas revolusi industri 4.0. Namun sudah
tahukah kita apa itu industri 4.0?
Menurut Wikipedia, industri 4.0 merupakan nama tren otomasi dan
pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup
sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi
kognitif.
Namun secara garis besar, revolusi industri 4.0 merupakan integrasi
antara dunia internet atau online dengan dunia usaha atau produksi di
sebuah industri. Artinya, semua proses produksi ditopang dengan
internet.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, bahwa revolusi
industri 4.0 merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan, namun
menjadi peluang baru, sehingga Indonesia perlu mempersiapkan diri.
"Jadi, kita perlu menginformasikan kepada para pemangku kepentingan
bahwa industri 4.0 ini bukan hanya di depan mata, tetapi sudah berjalan.
Ke depan, kebijakan industri harus selaras disesuaikan dengan
perkembangan teknologi," ujar Menteri Airlangga seperti dikutip dari
Kemenperin.go.id.
Beberapa industri dalam negeri yang sudah siap menjalankan industri
4.0, menurut Airlangga, dalam proses pengoperasinya adalah industri
semen, petrokimia, automotif, serta makanan dan minuman.
"Sekarang, industri automotif sudah menggunakan robotik dalam
pengoperasiannya. Mereka juga sudah menggunakan infrastruktur internet
of think untukberoperasi. Ke depan, sektorjasa dan yang lainnya juga
bisa memanfaatkan data ataupun artificial intelligence," sebutnya.
Airlangga pun mengatakan, industri 4.0 juga akan meningkatkan
produktivitas, membuka kesempatan kerja, dan membuka pasar hingga ke
luar negeri. Menurutnya, implementasi industri 4.0 akan menambah
lapangan kerja baru yang memerlukan keterampilan khusus.
Sehingga
kehadiran industri 4.0 tidak dianggap mengancam serapan tenaga kerja,
namun menambah tenaga kerja baru dengan bidang yang berbeda.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa revolusi industri
4.0 adalah mengajak para pelaku usaha atau industri untuk lebih
memaksimalkan peran dan fungsi internet dalam mengembangkan bisnisnya.
Hingga saat ini, Pemerintah juga tengah gencar mensosialisasikan
revolusi industri 4.0 di Indonesia. Meski keberadaan hambatan untuk
memgimplementasikan industri 4.0 juga tidak dapat dihindari, seperti
konektivitas internet. Hal ini masih menjadi PR untuk Pemerintah, agar
seluruh pelosok negeri mendapatkan akses internet.
Industrial Revolution 4.0 dicetuskan pertama kali pada 2011 oleh
Jerman, yang kemudian menjadi tema utama pada pertemuan World Economic
Forum (WEF) 2016 di Davos, Swiss. Beberapa negara yang telah memiliki
program-program untuk mendukung industrinya menuju Industri 4.0 seperti
Jerman, Inggris, Amerika Serikat, China, India, Jepang, Korea, dan
Vietnam.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh
Foto: Sufri Yuliardi
#GantiGayaHidup #GayaHidupProduktif #2019GantiGayaHidup #AgentOfChange #ubahcarapandang #sccaparkost #scc #aparkost, Revolusi Industri 4.0