Kamis, 20 Juni 2019

Ekonomi Lesu, Kenapa Orang Indonesia Masih Doyan Belanja?

Cermati.com – Bank Dunia melaporkan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) di Asia Timur dan Pasifik diperkirakan masih akan sedikit melemah di tahun ini dan tahun depan.

Dari laporan terbarunya dalam World Bank East Asia and Pacific Economic Update bertajuk ‘Managing Headwinds’ yang dirilis awal Juni 2019 ini menyebutkan, perekonomian negara-negara Asia Timur dan Pasifik masih menghadapi tantangan.

Tantangannya bersumber dari landainya ekonomi global akibat melambatnya pertumbuhan Tiongkok. Sehingga berdampak pada lesunya kinerja ekspor negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik ini.

World Bank Acting Chief Economist for the East Asia and Pacific, Andrew Mason, dalam siaran pers mengingatkan, meski prospek ekonomi untuk Asia Timur dan Pasifik umumnya tetap positif, tapi perlu diingat bahwa kawasan ini terus menghadapi tekanan yang meningkat sejak tahun 2018 dan masih bisa berdampak buruk.

“Berlanjutnya ketidakpastian akibat beberapa faktor perlambatan (ekonomi) lebih lanjut di negara maju, kemungkinan perlambatan yang lebih cepat di Tiongkok, dan ketegangan perdagangan (AS-China) yang belum terselesaikan. Tantangan yang terus berlanjut ini perlu dikelola secara aktif,” kata Andrew.

Ekonomi Global Lesu tak Surutkan Minat Belanja

Belanja Konsumtif
Ilustrasi belanja\

Ironinya, di tengah tren perlambatan ekonomi global dan perkiraan pertumbuhan ekonomi negara-negara kawasan Asia Timur dan Pasifik yang masih relatif stagnan atau biasa saja, ternyata tak menyurutkan minat belanja orang Indonesia.

Hal ini bisa dilihat dari hasil studi Nielsen dalam The Conference Board Global Consumer Confidence Survey, in collaboration with Nielsen,  yang dirilis baru-baru ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia masih optimistis membelanjakan uangnya.

Artinya, orang Indonesia masih doyan belanja. Tapi, jika merujuk dari laporan Bank Dunia (WB/World Bank), padahal tren kondisi perekonomian global dan kawasan dinyatakan masih melemah.

Dari hasil survei Nielsen ini menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia di kuartal pertama tahun ini relatif stabil di angka 125.

“Angka ini menempatkan Indonesia di urutan ke-4 negara teroptimis di dunia,” tulis Nielsen dalam siaran persnya.

Singkatnya, studi ini mengungkapkan bahwa konsumen atau masyarakat tidak mengkhawatirkan soal membelanjakan uangnya. Jadi, orang Indonesia ternyata masih doyan belanja!

Indikator yang Menunjukkan Konsumen Indonesia Doyan Belanja

Menggunakan Uang
Ilustrasi punya uang yang memadai

Pengukuran hasil yang menunjukkan konsumen Indonesia masih optimis membelanjakan uangnya berdasarkan 3 indikator di kuartal I-2019 seperti berikut ini:
  • Prospek lapangan kerja lokal (naik jadi 72%)
  • Keadaan keuangan pribadi (naik jadi 83%)
  • Keinginan untuk berbelanja (turun ke 63%, yakni 65% konsumen menyatakan dalam 12 bulan ke depan adalah waktu yang baik untuk berbelanja barang-barang yang mereka inginkan dan butuhkan)

Alasan Orang Indonesia Masih Suka Belanja

Belanja Online
Ilustrasi belanja 'online'

Sementara itu faktor yang menyebabkan konsumen Indonesia masih optimistis dalam membelanjakan uangnya di kuartal pertama tahun ini karena masih percaya ekonomi Indonesia akan stabil dan membaik secara signifikan.

Hal ini terlihat dari:
  • Konsumen online Indonesia yang berpendapat bahwa negara sedang berada dalam resesi ekonomi hanya 51%
  • Menabung dan berinvestasi masih menjadi pilihan utama konsumen dalam mengalokasikan sisa dana setelah memenuhi kebutuhan hidup utama
  • Konsumen memilih mengalokasikan uang sisa untuk dana cadangan sebanyak 66%
  • Konsumen memilih menggunakan uang sisa untuk berlibur 47%
  • Konsumen memilih menggunakan uang sisa untuk berinvestasi di saham atau reksa dana 44%

10 Negara Teroptimis Masyarakatnya Berbelanja

Bendera Negara-Negara di Dunia 

Secara global (dunia), indeks keyakinan konsumen ini stabil di kuartal I-2019 di 106, dengan turun hanya 1 poin dibanding kuartal IV-2018 yang sebesar 107.

“Konsumen (secara global) cenderung mempertahankan belanja, namun lebih hati-hati di tengah kondisi ekonomi global yang melambat,” tulis hasil survei Nielsen ini.
Sedangkan 10 negara teroptimis masyarakatnya berbelanja pada kuartal pertama tahun ini adalah:
  • Filipina (indeks keyakinan konsumen 133)
  • India (indeks keyakinan konsumen 132)
  • VietNam (indeks keyakinan konsumen 129)
  • Indonesia (indeks keyakinan konsumen 125)
  • Denmark (indeks keyakinan konsumen 119)
  • Malaysia (indeks keyakinan konsumen 115)
  • China (indeks keyakinan konsumen 115)
  • Uni Emirat Arab (indeks keyakinan konsumen 113)
  • Saudi Arabia (indeks keyakinan konsumen 112)
  • Thailand (indeks keyakinan konsumen 111)

Ekonomi Indonesia Terselamatkan Belanja Masyarakat dan Investasi

Belanja dan Investasi 

Meski demikian, permintaan domestik (salah satunya konsumsi masyarakat dalam negeri) masih tetap kuat di sebagian kawasan. Hal ini bisa menutup perlambatan ekspor akibat melemahnya perekonomian kawasan.

Oleh karena itu, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Malaysia tidak akan berubah di tahun ini. Sementara pertumbuhan ekonomi Thailand dan VietNam diperkirakan akan sedikit lebih rendah, dan Filipina justru akan meningkat.

Dari rilis laporan Bank Dunia dalam Global Economic Prospects edisi Juni 2019 memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia (Produk Domestik Bruto/PDB) tahun ini akan tumbuh 5,2% dan di 2020 tumbuh 5,3%. Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi selama ini didukung oleh kuatnya konsumsi rumah tangga dan investasi.


#GayaHidupProduktif #ayoinvestasi #AgentOfChange #ubahcarapandang #sccaparkost #scc #aparkost #YEP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Investasi Jangka Panjang

Menanamkan dana untuk investasi merupakan pilihan yang tepat untuk masa depan. Pilihan investasi jangka panjang bisa menjadi pilihan...