REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah umum diketahui jika alokasi dana dalam
perencanaan keuangan bisa dikategorikan sebagai dana primer, sekunder
hingga tersier. Dana primer tergolong untuk kebutuhan sehari-hari, dana
sekunder yang bisa dibilang tidak terlalu mendesak, dan tersier
diartikan tingkat selanjutnya.
Menurut Indah Hapsari Arifaty, Co-Founder dan Head of Adviser, Jouska
Indonesia, dewasa ini ada pula istilah biaya pamer. Di era media
sosial, orang memamerkan kebutuhan tersier bahkan sudah seperti
kebutuhan utama. Sebut saja untuk memamerkan food, fun dan fashion.
"Ada
yang dulunya mungkin bukan dana primer sekarang jadi primer seperti
pulsa, kuota internet, dan zaman sekarang juga ada biaya pamer untuk
konten Instagram iya kan," kata Indah di Jakarta.
Menyiapkan
dana hura-hura tentu boleh saja, asal tetap ingat dana yang wajib
dipersiapkan. Pastikan ada sisa dari penghasilan setiap bulan untuk
dialokasikan ke dalam simpanan dana tertentu, seperti dana darurat,
pendidikan anak, dana pensiun.
"Sekarang kan kalau gajian terus dihabiskan semua. Bayar utang, uang SPP anak, terus nabungnya kapan?" ujarnya.
Selain menabung, yang tidak kalah penting adalah investasi, di mana menurutnya yang dianjurkan adalah saham dan obligasi.
Setiap
investasi memiliki risiko, tetapi untuk obligasi negara terbilang
kecil, beda lagi jika itu obligasi perusahaan. Sedangkan untuk saham
cukup menjanjikan dengan catatan investor melihat perkembangan saham itu
sendiri, minimal dalam lima tahun terakhir.
"Kalau
investasi reksadana dulu hadir karena akses ke saham sulit dan mahal,
tapi untuk sekarang reksadana sudah kurang relevan untuk investasi
menurut Jouska," tambahnya.
#gayahidup #stopkonsumerisme #investasicerdas #lawankonsumerisme #trendhidup #ubahcarapandang, #sccaparkost #aparkost #GayaHidupProduktif #AgentOfChange #YEP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar